Minggu, 06 Desember 2015

Fitrah Beragama



FITRAH BERAGAMA
Fitrah berasal dari kata fathara yang berati mencipta, sementara pakar menambahkan fitrah adalah mencipta sesuatu pertama kali/ tanpa ada conto sebelumnya. Dengan demekian kata tersebut juga dapat dipahami dengan asal kejadian atau bawaan sejak lahir.
Yahir ibn Asyur dalam uraiannya tentang fitrah, mengutip terlebih dahulu pendapat pakar tafsir Ibn Athiyyah yang memahami fitrah sebagai keadaan atau kondisi penciptaan yang terdapat dalam diri manusia yang menjadikannya berpotensi melalui fitrah itu mampu membedakan ciptaan-ciptaan Allah serta mengenal tuhan dan syariatnya. Fitrah menurut Ibnu Asyur adalah unsur-unsur dan sistem yang Allah anugrahkan kepada setiap mahluk. Fitrah manusia adalah apa yang diciptakan Allah dalam diri manusia yang terdiri dari jasad dan akal (serta jiwa)
Fitrah merupakan citra manusia yang penciptaannya tidak ada perubahan, sebab jika berubah maka eksistensi manusia menjadi hilang. Adapula dalam Q.S al-Shaffat: 96 yang berisi “Allah menciptakan manusia sekalian tingkah lakunya.” Yang kedua adalah secara nasabi, makna nasabi diambil dari pemahaman beberapa ayat dan hadits Nabi. Ada banyak makna fitrah, diantaranya, fitrah berarti suci (al-thur).
Dalam kamus Lisanul Arab, Ibnu Mandzhur menulis salah satu makna ‘fitrah’ dengan arti (Al-Ibtida wal ikhtiro / memulai dan mencipta). Sehingga dapat ditarik pengertian bahwa fitrah adalah penciptaan awal atau asal kejadian. fitrah adalah kondisi "default factory setting", suatu kondisi awal sesuai desain pabrik.
Fitrah beragama adalah naluri semula jadi manusia yang mengakui adanya Tuhan yang Maha Berkuasa yaitu Allah SWT. Dalam pandangan Islam, beragama adalah fitrah ( sesuatu yang melekat pada diri manusia dan terbawa sejak lahir )
فأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kapada agamaIslam sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” ( QS. ar Rum/30:30 )
Allah menciptakan manusia kebumi dalam keadaan fitrah (suci). Proses perkembangan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, yakni orang tua dan masyarakat (ras, suku dan kebudayaan). Dalam kehidupannya manusia harus berinteraksi dengan lingkunganya untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak banyaknya, untuk bekal hidup selanjutnya dan masa depan yang akan datang. Allah menciptakan manusia, dan memberi akal untuk berfikir dengan baik.
Al quran, al hadis dan norma sosial merupakan sumber dan dasar manusia untuk mencapai kehidupan yang baik dan benar. Fitrah manusia dengan sumber daya manusianya, baik jasmaniah maupun ruhaniah sebagai potensi yang siap dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya melalui proses humani sehingga keberadaan manusia semakin bermakna. Di sisi lain, pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebbut dilaksanakan selaras dengan prinsip prinsip ketauhidan, baik tauhid rububiyah maupun tauhid uluhiyah. Murtadha Muthahhari menyebutkan ada lima fitrah ( kecenderungan ) dalam diri manusia yaitu:
1.      Fitrah mencari kebenaran ( hakekat )
2.      Fitrah dalam kebaikan
3.       Fitrah pada keindahan
4.      Fitrah berkarya ( kreasi )
5.      Fitrah dalam cinta ( isyq ) atau menyembah ( beragama )
Manusia diciptakan Allah dibekali kecenderungan beragama, dalam arti manusia mencintai kesempurnaan yang mutlak dan hakiki serta ingin menyembah dan mengabdi pada pemilik kesempurnaan tersebut. Pada diri manusia terdapat dua ciri fitra, baik pada fitrah beragama maupun lainnya yaitu:
1.      fitrah yang diperoleh tanpa usaha atau atau ada dengan sendirinya.
2.      fitrah yang dimiliki oleh semua manusia dengan intensitas yang berbeda pada setiap orang, sebagiannya memiliki daya yang kuat dan lainnya lemah.
Konsep Fitrah Beragama:
1.        Fitrah untuk beragama telah wujud dalam diri setiap manusia. Disebabkan dorongan nafsu, keterbatasan akal, serta sikap tidak mahu menerima kebenaran telah menyebabkan manusia terpesong daripada hakikat ketuhanan yang sebenar. Allah SWT telah mengutuskan rasul dengan bimbingan kitab suci untuk memandu manusia ke jalan yang lurus.
2.       Agama Islam sesuai sebagai agama semula jadi.
3.       Ajaran Islam sesuai dan mudah diterima oleh fitrah manusia sehingga berlaku hari kiama. Sebab Manusia memerlukan Tuhan dalam Kehidupan:
4.       Boleh menjauhkan manusia daripada melakukan perkara-perkara negatif dalam kehidupan kerana takutkan seksaan Tuhan.
5.        Kehidupan manusia akan menjadi lebih tenang, terurus, dan tenteram jika percaya kepada Allah SWT.
6.       Sebagai tempat mengadu dan meminta pertolongan apabila ditimpa bala bencana.
7.       Fitrah semula jadi manusia mempercayai kepada sesuatu yang Maha Berkuasa dan Maha Agung.
8.       Kepercayaan kepada kewujudan Tuhan menjadikan kehidupan manusia lebih sempurna dan selamat

Pada dasarnya manusia tidak harus dipaksa beragama, namun cukup kembali kepada dirinya untuk menyambut suara dan panggilan hatinya, bahwa ada sesuatu yang menciptakan dirinya dan alam sekitarnya. Kecenderungan beragama adalah suatu yang fitri dan sulit ditolak dengan teori apapun. Namun untuk menentukan sebuah pilihan, siapa atau apa yang pantas dicintai dan disembah bukan merupakan bagian dari fitrah, melainkan tugas akal dan ruhaniah yang dapat memilih dan menentukan. Jadi jawaban dari pertanyaan mengapa manusia harus beragama, adalah bahwa beragama merupakan fitrah manusia, sesuai surat ar Rum/30:30

Referensi
M. Quraish Shihab, Wawasan Ai-Qur’an (Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat), Bandung: Mizan, 2007
Saeful Herawan Agama Sebagai Fitrah Manusia by on Prezi.htm
Yusuf Qardawi, Keutamaan Ilmu dalam Islam, Jakarta: Pustaka PanjiMas, 1993


 gmail: fitrisudrajat22@gmail.com
yahoo: sudrajatfitri22@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar