FITRAH BERAGAMA
Fitrah
berasal dari kata fathara yang berati mencipta, sementara pakar
menambahkan fitrah adalah mencipta sesuatu pertama kali/ tanpa ada conto
sebelumnya. Dengan demekian kata tersebut juga dapat dipahami dengan asal
kejadian atau bawaan sejak lahir.
Yahir
ibn Asyur dalam uraiannya tentang fitrah, mengutip terlebih dahulu pendapat
pakar tafsir Ibn Athiyyah yang memahami fitrah sebagai keadaan atau kondisi
penciptaan yang terdapat dalam diri manusia yang menjadikannya berpotensi
melalui fitrah itu mampu membedakan ciptaan-ciptaan Allah serta mengenal tuhan
dan syariatnya. Fitrah menurut Ibnu Asyur adalah unsur-unsur dan sistem yang
Allah anugrahkan kepada setiap mahluk. Fitrah manusia adalah apa yang
diciptakan Allah dalam diri manusia yang terdiri dari jasad dan akal (serta
jiwa)
Fitrah
merupakan citra manusia yang penciptaannya tidak ada perubahan, sebab jika
berubah maka eksistensi manusia menjadi hilang. Adapula dalam Q.S al-Shaffat:
96 yang berisi “Allah menciptakan manusia sekalian tingkah lakunya.” Yang kedua
adalah secara nasabi, makna nasabi diambil dari pemahaman beberapa ayat dan
hadits Nabi. Ada banyak makna fitrah, diantaranya, fitrah berarti suci
(al-thur).
Dalam kamus Lisanul Arab, Ibnu Mandzhur
menulis salah satu makna ‘fitrah’ dengan arti (Al-Ibtida wal ikhtiro /
memulai dan mencipta). Sehingga dapat ditarik pengertian bahwa fitrah
adalah penciptaan awal atau asal kejadian. fitrah adalah kondisi "default
factory setting", suatu kondisi awal sesuai desain pabrik.
Fitrah beragama adalah naluri semula jadi manusia yang
mengakui adanya Tuhan yang Maha Berkuasa yaitu Allah SWT. Dalam pandangan
Islam, beragama adalah fitrah ( sesuatu yang melekat pada diri manusia
dan terbawa sejak lahir )
فأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ
اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ
الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kapada agamaIslam sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” ( QS. ar Rum/30:30 )
Allah
menciptakan manusia kebumi dalam keadaan fitrah (suci). Proses perkembangan
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, yakni orang tua dan masyarakat (ras, suku
dan kebudayaan). Dalam kehidupannya manusia harus berinteraksi dengan
lingkunganya untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak banyaknya, untuk bekal
hidup selanjutnya dan masa depan yang akan datang. Allah menciptakan manusia,
dan memberi akal untuk berfikir dengan baik.
Al quran, al hadis dan norma sosial merupakan
sumber dan dasar manusia untuk mencapai kehidupan yang baik dan benar. Fitrah manusia dengan sumber daya manusianya, baik jasmaniah maupun
ruhaniah sebagai potensi yang siap dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya
melalui proses humani sehingga keberadaan manusia semakin bermakna. Di sisi lain,
pengembangan kualitas sumber daya manusia tersebbut dilaksanakan selaras dengan prinsip prinsip ketauhidan, baik tauhid rububiyah maupun tauhid uluhiyah. Murtadha
Muthahhari menyebutkan ada lima fitrah ( kecenderungan ) dalam diri manusia
yaitu:
1.
Fitrah mencari kebenaran ( hakekat )
2.
Fitrah dalam kebaikan
3.
Fitrah pada keindahan
4.
Fitrah berkarya ( kreasi )
5.
Fitrah dalam cinta ( isyq ) atau menyembah ( beragama )
Manusia diciptakan Allah dibekali kecenderungan beragama,
dalam arti manusia mencintai kesempurnaan yang mutlak dan hakiki serta ingin
menyembah dan mengabdi pada pemilik kesempurnaan tersebut. Pada diri
manusia terdapat dua ciri fitra, baik pada fitrah beragama maupun lainnya
yaitu:
1. fitrah yang diperoleh tanpa usaha atau atau ada dengan sendirinya.
2. fitrah yang dimiliki oleh semua manusia dengan intensitas
yang berbeda pada setiap orang, sebagiannya memiliki daya yang kuat dan lainnya
lemah.
Konsep Fitrah Beragama:
1.
Fitrah
untuk beragama telah wujud dalam diri setiap manusia. Disebabkan dorongan
nafsu, keterbatasan akal, serta sikap tidak mahu menerima kebenaran telah
menyebabkan manusia terpesong daripada hakikat ketuhanan yang sebenar. Allah
SWT telah mengutuskan rasul dengan bimbingan kitab suci untuk memandu manusia
ke jalan yang lurus.
2.
Agama Islam sesuai sebagai agama semula jadi.
3.
Ajaran Islam sesuai dan mudah diterima oleh fitrah manusia
sehingga berlaku hari kiama. Sebab Manusia memerlukan Tuhan dalam
Kehidupan:
4.
Boleh menjauhkan manusia daripada melakukan perkara-perkara
negatif dalam kehidupan kerana takutkan seksaan Tuhan.
5.
Kehidupan
manusia akan menjadi lebih tenang, terurus, dan tenteram jika percaya kepada
Allah SWT.
6.
Sebagai tempat
mengadu dan meminta pertolongan apabila ditimpa bala bencana.
7.
Fitrah semula
jadi manusia mempercayai kepada sesuatu yang Maha Berkuasa dan Maha Agung.
8.
Kepercayaan
kepada kewujudan Tuhan menjadikan kehidupan manusia lebih sempurna dan selamat
Pada dasarnya
manusia tidak harus dipaksa beragama, namun cukup kembali kepada dirinya untuk
menyambut suara dan panggilan hatinya, bahwa ada sesuatu yang menciptakan
dirinya dan alam sekitarnya. Kecenderungan beragama adalah suatu yang fitri dan sulit
ditolak dengan teori apapun. Namun untuk menentukan sebuah pilihan, siapa atau
apa yang pantas dicintai dan disembah bukan merupakan bagian dari fitrah,
melainkan tugas akal dan ruhaniah yang dapat memilih dan menentukan. Jadi
jawaban dari pertanyaan mengapa manusia harus beragama, adalah bahwa beragama
merupakan fitrah manusia, sesuai surat ar Rum/30:30
Referensi
M. Quraish Shihab, Wawasan Ai-Qur’an (Tafsir Tematik atas Pelbagai
Persoalan Umat), Bandung: Mizan, 2007
Saeful Herawan Agama Sebagai Fitrah
Manusia by on Prezi.htm
Yusuf Qardawi, Keutamaan Ilmu dalam Islam, Jakarta: Pustaka
PanjiMas, 1993
gmail: fitrisudrajat22@gmail.com
yahoo: sudrajatfitri22@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar